Assalamualaikum Beijing – Asma Nadia – Pdf
Assalamualaikum Beijing – Asma Nadia – Pdf | Di Indonesia, jarang terdapat penulis yang mengangkat kisah fiksi dengan nuansa religius. Oleh karena itu, kehadiran Asma Nadia melalui karya-karya novelnya dianggap sebagai penyegar bagi dunia sastra Indonesia.
Sejak awal
kariernya, ia telah menghasilkan banyak novel yang selalu menjadi best seller
di pasaran. Beberapa karyanya meliputi "Surga yang Tak Dirindukan",
"Jilbab Traveler", "Catatan Hati Bunda", dan "Cinta di
Ujung Sajadah". Beberapa novel karya Asma Nadia juga telah diadaptasi
menjadi film.
Assalamualaikum Beijing – Asma Nadia – Pdf
Dalam setiap
karyanya, Nadia memang dikenal karena gaya penulisannya yang sering mengangkat
kisah percintaan dengan sentuhan islami, yang selalu berhasil memikat perasaan
para pembaca. Pendekatan ini juga terlihat dalam novelnya yang berjudul
"Assalamualaikum, Beijing."
Novel ini
diterbitkan oleh Noura Publishing pada tahun 2013 dan mengisahkan tentang
kehidupan seorang gadis muslim yang tinggal di Beijing. Seperti novel-novel
Nadia yang lain, "Assalamualaikum, Beijing." juga berhasil meraih
posisi sebagai novel best seller.
Menyusul tingkat
kesuksesannya, novel ini juga sudah diadaptasi ke dalam sebuah film oleh perusahaan
film Maxima Pictures dengan dibintangi oleh selebriti Revalina D. Temat yang
berperan sebagai karakter utamanya.
Jika Anda
ingin mencoba membaca buku yang memiliki nilai dan nuansa kental religi, maka
novel terkenal ini sangat patut jadikan sebagai salah satu list koleksi bacaan
Anda.
Identitas Buku
- Title: Assalamualaikum Beijing!
- Author: Asma Nadia
- Publisher: Asma Nadia Publishing House, 2014
- ISBN: 6029055259, 9786029055252
- Pages: 342 pages
- Sepintas
Tentang Buku
- Sepintas Tentang Buku
Novel ini
mengisahkan perjalanan seorang wanita muslimah Indonesia bernama Asmara selama
tinggal di Cina. Sebelum pindah ke Cina, Asmara telah menjalin hubungan asmara
selama 4 tahun dengan Dewa. Asmara sangat yakin dan berharap untuk segera
menikah dengan Dewa, didukung oleh banyak orang, termasuk sahabatnya, Sekar.
Akhirnya,
Dewa melamar Asmara, dan keduanya mulai menyiapkan acara pernikahan. Awalnya,
semuanya berjalan dengan lancar hingga tiba-tiba Dewa membatalkan pernikahan
secara sepihak.
Ternyata,
Dewa terlibat dalam hubungan terlarang dengan Anita, rekan kerjanya, yang
menyebabkan Dewa harus bertanggung jawab dengan menikahi Anita yang tengah
hamil. Tanpa tenggelam dalam kesedihan, Asmara memutuskan menerima proyek besar
dari kantornya dan pergi ke Beijing untuk keperluan pekerjaannya.
Di sana, ia
secara tidak sengaja bertemu dengan Zhongwen, seorang lelaki Cina yang tertarik
pada Asmara. Pertemuan itu memicu ketertarikan Zhongwen untuk lebih mengenal
Asmara, dan setelah bertukar kontak di sebuah masjid di Cina, mereka menjalin
persahabatan yang erat.
Selama
menjalin persahabatan dengan Asmara, Zhongwen memperoleh banyak pemahaman
tentang agama Islam. Akhirnya, ia mendapat petunjuk dan memutuskan untuk
menjadi mualaf, meskipun harus menerima kenyataan terusir dari keluarganya.
Setelah
menyelesaikan tugas pekerjaannya di Cina, Asmara kembali ke Indonesia tanpa
memberitahu Zhongwen.
Sayangnya,
tidak lama setelah itu, Asmara didiagnosis menderita sindrom antibodi
antifosfolipid, yang menyebabkannya mengalami penderitaan luar biasa, serangan
stroke, dan kesulitan bergerak hingga hampir kehilangan penglihatan. Bahkan,
dokter menyarankan agar ia tidak hamil dan melahirkan.
Di sisi
lain, Zhongwen, yang telah jatuh cinta pada Asmara, berusaha mencari tahu kabar
Asmara yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Sementara itu, Dewa tidak pernah
bisa melupakan keberadaan Asmara dalam hidupnya.
Mengetahui
hal ini, Anita mengalami stres hingga mencoba untuk bunuh diri. Namun, Dewa
tetap tidak mencintai istrinya itu. Ia mencoba mendatangi rumah Asmara, tetapi
semuanya sudah terlambat.
Profil Penulis
Asma Nadia,
anak kedua dari Amin Usman dan Maria Erry Susanti, merupakan mualaf keturunan
Tionghoa. Ia memiliki kakak, Helvy Tiana Rosa, dan adik, Aeron Tomino, yang
juga dikenal sebagai seorang penulis.
Setelah
menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Budi Utomo, Jakarta, Asma Nadia melanjutkan
kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Namun,
karena mengidap penyakit, ia tidak dapat menyelesaikan studinya pada saat itu.
Setelah itu,
Asma Nadia fokus pada bakat menulisnya yang kaya dengan nuansa Islami. Tepatnya
Pada tahun 1994, sebuah cerpen yang berjudul "Imut dan Koran
Gondrong" karya Asma Nadia meraih juara pertama dalam sebuah Lomba Menulis
Cerita Pendek tema Islami di tingkat nasional. Sejak saat itu, karya-karya Asma
Nadia mulai mendapatkan perhatian.
Pada tahun
2009, Asma Nadia memulai perjalanan penerbitan sendiri dengan nama Asma Nadia
Publishing House. Beberapa bukunya yang menjadi best seller, seperti "Emak
Ingin Naik Haji", "Rumah Tanpa Jendela", dan
"Assalamualaikum Beijing", diadaptasi menjadi versi film. Luar biasa!
Asma Nadia
telah menjadi salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia
dengan 56 karya yang diterbitkan, termasuk novel, kumpulan cerpen, dan
nonfiksi, serta berkontribusi dalam puluhan antologi bersama. Prestasinya dalam
dunia penulisan juga diakui dengan berbagai penghargaan.
Link Download
Buku ini
tidak tersedia secara online, silahkan dapatkan dalam bentuk cetak di toko buku
terdekat di kota anda, atau di e-commerce favorit anda.