Unsur Intrinsik Novel Laskar Pelangi
Juraganbuku | Unsur Intrinsik Novel Laskar Pelangi | Sebagai pembaca buku, nama Andrea Hirata pasti sudah familiar bagi Anda. Ia dikenal sebagai penulis terkenal di Indonesia dan juga di tingkat internasional.
Andrea
Hirata telah menciptakan banyak karya fenomenal, salah satunya adalah novel
"Laskar Pelangi," yang menjadi mega best seller dan mengalami
beberapa kali cetak ulang hingga sekarang.
Novel ini
diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005 dan mencapai ketenaran tidak
hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional. "Laskar
Pelangi" telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa asing, diterbitkan dalam
22 bahasa, dan tersebar di lebih dari 130 negara.
Terinspirasi
dari kisah nyata kehidupan Andrea Hirata, novel ini meraih beberapa
penghargaan, termasuk kemenangan dalam kategori General Fiction di New York
Book Festival 2013 untuk edisi Amerika.
Unsur Intrinsik Novel Laskar Pelangi
1. Sinopsis
Novel
"Laskar Pelangi" mengisahkan perjalanan hidup sepuluh anak yang luar
biasa, penuh semangat untuk terus bersekolah di kampung Gantung, Kepulauan
Bangka Belitung.
Mereka
dikenal sebagai Laskar Pelangi, dan di antara mereka terdapat Ikal, Lintang,
Sahara Aulia Fadillah, Mahar Ahlan, Syahdan Noor Aziz, Muhammad Jundullah
Gufron Nur Zaman alias A Kiong, Samson alias Borek, Harun Ardhili Ramadhan, Mukharam
Kudai Khairani, dan Trapani Ihsan Jamari.
Semua dari
mereka mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Gantung dan mendapat bimbingan
dari Bu Muslimah dan Pak Harfan. Selama masa sekolah, mereka menjalin
persahabatan baru dengan Flo, seorang siswa yang pindah dari SD PN Timah.
Cerita
dimulai saat ada penerimaan siswa baru di SD Muhammadiyah Gantung, di mana
hanya terdapat 9 murid yang mendaftar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi Bu
Muslimah, Pak Harfan, dan seluruh orang tua murid.
Kekhawatiran
tersebut muncul karena Pemerintah daerah setempat telah mengumumkan bahwa
sekolah dasar tersebut harus memiliki minimal 10 murid baru agar kegiatan
sekolah tetap berjalan.
Ketika murid
ke-10 yang diharapkan tak kunjung datang, Pak Harfan harus mengambil keputusan
sulit dengan perasaan kecewa yang mendalam. Namun, di tengah kekecewaan itu,
muncul seorang murid baru yang menjadi penyelamat bagi sekolah, rekan-rekan
baru, dan para orang tua atau wali.
Harun Ardhli
Ramadhan, seorang anak dengan keterbelakangan mental namun penuh semangat untuk
belajar, tiba sebagai harapan.
Dari saat
itu, kisah kebersamaan mereka dimulai. Bu Muslimah dan Pak Harfan dengan penuh
semangat membimbing dan mengajar mereka selama masa pendidikan. Para murid pun
belajar dengan tekun dan penuh semangat. Karena solidaritas dan semangat
mereka, Bu Muslimah menyebut mereka dengan sebutan "Laskar Pelangi."
Selain Bu
Muslimah dan Pak Harfan, SD Muhammadiyah Gantung juga memiliki seorang guru
yang menjabat sebagai kepala sekolah, yaitu Pak Harfan Effendi Noor. Seperti
kedua guru lainnya, beliau mengajar dengan semangat, bahkan sering kali
menyelipkan kisah teladan nabi dan rasul.
2. Link Baca
https://online.fliphtml5.com/imzvb/nbmi/
3. Profil Pengarang
Andrea
Hirata dikenal sebagai salah satu penulis terkemuka di Indonesia. Ia adalah
pengarang novel "Laskar Pelangi" yang diadaptasi menjadi film pada
tahun 2008. Lahir pada tanggal 24 Oktober 1967 di Gantung, Belitung Timur,
Bangka Belitung, Andrea Hirata merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said
Harunayah dan NA Masturah.
Nama
lahirnya adalah Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Andrea Hirata juga
dikenal dengan nama alias Andrea Hirata Seman Said Harun, dan ia berprofesi
sebagai sastrawan dengan latar belakang agama Islam. Orang tuanya adalah Seman
Said Harunayah sebagai ayah dan NA Masturah sebagai ibu.
4. Unsur Intrinsik
Tema
Dalam novel
"Laskar Pelangi," tema utama yang mendominasi cerita adalah
pendidikan. Andrea Hirata menggambarkan perjuangan para tokoh utama dalam
mengakses dan mengejar pendidikan di tengah keterbatasan sumber daya dan
kondisi lingkungan yang sulit.
Tokoh
atau Penokohan
Novel
"Laskar Pelangi" menghadirkan gambaran tokoh-tokoh yang sangat peduli
terhadap pendidikan, dengan fokus pada perjuangan sepuluh orang murid yang
bersemangat untuk memperoleh pengetahuan. Cerita ini memaparkan komitmen dan
dedikasi para karakter utama, seperti Ikal dan teman-temannya, yang secara gigih
melawan segala rintangan demi mendapatkan hak mereka untuk belajar.
Alur
cerita
Novel
"Laskar Pelangi" menghadirkan alur cerita yang menggambarkan berbagai
aspek kehidupan, khususnya dalam konteks pendidikan, ekonomi, dan sosial di
wilayah Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung.
Cerita ini
tidak hanya mengeksplor masalah-masalah yang dihadapi oleh para tokoh utama
dalam mengejar pendidikan, tetapi juga merinci tantangan ekonomi yang
melingkupi kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, latar belakang sosial
masyarakat di wilayah tersebut menjadi latar yang kaya untuk memahami dinamika
hubungan antar karakter.
Novel ini
berhasil memperlihatkan interaksi kompleks antara pendidikan, ekonomi, dan
faktor sosial, yang bersama-sama membentuk naratif yang kuat dan menyentuh hati
pembaca tentang kehidupan di Gantung.
Amanat
Amanat yang
terdapat dalam novel ini menyuarakan pentingnya perhatian dari berbagai pihak
terhadap permasalahan pendidikan, sosial, dan ekonomi yang melibatkan banyak
daerah di Indonesia.